***This Article dedicated to Fajrul Syam Arzani and Saiful Arif, My best friends, lost his parents, but i hope we always strong in our life.
Lelakijelata.blogspot.co.id - Assalamualaikum
Warohmatullah, salam gigi jari! Kali ini mau curhat aja deh hehe, Yes all about
my father. Kita tahu ayah adalah seseorang yang tegar dan kuat untuk mencari nafkah, sama halnya dengan ayahku
beliau seseorang tawadhu, sabar banget, ga banyak bicara dan alim (menurutku), salah satu
yang ku suka dari ayahku adalah kelembutannya. Sangking lembutnya, akupun
nyaris tidak pernah liat ayahku marah, kalau toh misalkan anak-anaknya memiliki
kesalahan, kami sering dicueki saja, tapi ayah lebih mempertunjukkan
keteladanannya, berbeda dengan ibuku yang langsung memberi teguran baik secara
langsung frontal dan tidak frontal. Ya ibarat kutub, ayahku adalah kutub
lembut, ibuku kutub tegas hehe, mungkin kebalikan sama ayah orang lain kalau
ayah orang lain rata2 tegas.
Salah satu bukti
kelembutan seorang ayah adalah dulu punya pengalaman, beliau tidak akan makan kalau anaknya belum makan.
Bahkan ada sedikit cerita ketika malam hari jam 2 malam, ketika ku terbangun mau minum, aku
melihat ayahku baru sama melahap mie yang dibikinnya ketika malam, seketika
ayahku tidak jadi makan dan langsung berkata
“Isal mau mie ga? Ayah
udah kenyang...”
Dan sontak pun aku
kaget dan berkata..
“Oh ngga yah, isal
kebangun cuma buat minum aja...”
Jebul tenan iki....!! ,
ayahku yang baru memasak mie tiba-tiba ingin memberikanku makanan, dan lucunya
mie yang baru saja dihidangkan malah bilang ayaku kenyang, lalu kalau kenyang
ngapain ayah buat mie??? Ya jelas kalau ayahku tidak ingin makan sndiri kalau
anaknya tidak makan bareng juga. Dari situ aku mulai berfikir ternyata ayahku
bener2 lembut, sesosok ayah yang tidak banyak bicara, tetapi
sesekalinya bicara, memiliki segudang arti hikmah, khususnya buat anak2nya. Aku
pun banyak belajar apa arti tentang kelembutan kepada orang lain.
Ada hal ku senangi dari seorang ayah adalah suka bersedekah, jadi donatur masjid, ke anak yatim, dll
sebagainya. Akupun sedikit baca ttg hadis qudsi nabi, “Jika engkau ingin
mendekati-Ku, Seseungguhnya Aku (Allah) diantara kamu dhuafa..” , dan ada
lagi hadis “jika ingin mendampatkan kelembutan hati maka dekatilah sayangi
anak-anak dan kaum dhuafa”
Aku pun terkesima
dengan hadis diatas dan relasinya ke Ayahku, sosok beliau ga jauh beda dengan
hadis diatas, yaitu pertama menyayangi anak-anak, bukan hanya kita sbagai anak
kandungnya, namun anak orang lain diperlakukan sama seperti anak kandung sndiri,
dan sedekahnya itu yang aku dapat cerita dari Ibuku sndiri, ayah jarang jajan
dan ngeluarin uang tetapi royal kalau udah masalah bantu orang yang lagi susah...”
Pantes lembut bener...
Iyah sdikit segelintir kisah seorang ayah dibalik tugasnya mencari nafkah yang bisa ku ceritakan, khususnya masalah tawadhu dan lembut kepada orang
lain, teladannya membuatku termotivasi untuk selalu berbuat baik kapada orang
lain sebisaku, jadi semoga menjadi motivasi kita buat bersama2 menjadi lebih baik.
But the time... Ayahku
telah wafat meninggal saat aku masih kelas 2 SMP, Jum’at 24 Febuari 2006,
sebuah kesedihan dan agak gak percaya kalau ayahku akan meninggalkan kami
sekeluarga, ayahku meninggal di tempat tidur rumahnya dengan penyakit Kanker
Pankreas stadium 4. Sebelum ayahku menutup mata, beliau sempat berkata
kepadaku,
“Isal, maafin ayah selama ini ya...”
aku pun jawab , “Ayah
ga ada salah2 apa sm isal, ayah jangan bilang gtu, maafin isal yah...”
(jujur pas nulis kata2
diatas, tidak sadar air mata pun tumpah)
Akupun nangis senangis se jadinya, akupun
mengecek nadi ayahku, dan hasilnya ayahku tidak berdenyut lagi detak nadinya,
kepalaku pusing sampai tidak percaya akan takdir bahwa orang tua ku yang kucintai
harus meninggalkanku, “Ayah kenapa engkau pergi...!! , Sempat dilidahku berkata, “Allah tidak adilll,
kenapa orang tua lain lengkap sedangkan aku ditinggal sejak SMP,” Bukan hanya
diriku yang menangis, ibuku pun menangis, aku pun makin menangis yang amat
sesak didada ketika melihat ibuku menangis. Tidak ada yang membuatku sedih
sesedihnya didunia ini, ketika aku ditinggal oleh ayahku. Akupun resmi menjadi anak yatim ketika SMP.
Setelah itu, kami
didatangi oleh ratusan para pelayat yang bertakziah kerumah kami, ibukupun aku
lihat sibuk dan repot sendiri didapur untuk menyiapkan sdikit kue dan air minum buat para
pentakziah, padahal ku yakin hatinya sangat rapuh. Hati seorang Istri mana yang
tidak rapuh ketika melihat suaminya meninggal si??? You know Ibuku resmi menjadi
Single Parent yang tidak berkerja mengasuh kami anaknya berempat yang semuanya dahulu masih bersekolah!! Dan sampai saat ini kami bisa hidup dan masih bisa makan,
Maha Suci Allah yang masih memberikan kami rezeki untuk hidup.
Iya sedkit cerita
dibalik cobaan hidup keluarga kami, namun sesosok ayahku yang yang kulihat suka
baca quran, lembut, sabar, ternyata ayahku suka menyanyikan lagu untuk anak2nya sejak
kecil, aku masih inget beberapa lagu nina bobo dan ngaji murojaah oleh ayah saat
kami tidur
Tapi yang sedihnya
adalah, nyaris sdikit sekali aku berfoto sm ayah, maklum jaman dulu masih susah
kamera, dan ayah ga terlalu suka di foto. Jadinya ya masih sdikit deh fotonya. Sampai
saat ini aku belum pernah menemukan ayah lagi narsis kalau foto hehe, lekukan
wajahnya kalem sekali. Jadi temen2 sering2 deh foto sama orang tuanya.
Sebelum mengakhiri artikel ini.....
Suatu hal jika aku kerumah
temanku dan masih memiliki ayah, terkadang aku iri dan ingin memeluk ayahnya,
bukan karena apa, aku sangat rindu dengan sesosok ayah. Ya namun aku hanya bisa
tersenyum dari jauh, dan berusaha menasihati temenku untuk menyayangi selalu orang
tuanya.
Yaa ini sdkit sharing. Smoga
termotivasi buat temen2 selalu menyayangi orang tuanya sebelum orang tua meninggalkan
kita atau kita yang meninggalkan mereka. Takdir Allah siapa yang tahu?
Semoga bermanfaat, Jazakallah khoir.
Wassalamualaikum Warohmatullah
----------------
Written By ; Muhammad
Faisal Aulia
Contact : faisaulia@gmail.com
No comments:
Post a Comment